Lanjut ke konten

Profil: Bayu Gilang Berbagi Pengalaman

by pada 4 Januari 2013
Antonius Bayu Gilang

Antonius Bayu Gilang

Oleh Timorianti Br. Marpaung (Pb 3B)

S

elagi masih menjadi mahasiswa, perbanyak kegiatan yang positif. Baik kegiatan di dalam kampus maupun di luar kampus. Karena dengan banyak kegiatan, selain dapat meningkatkan skill atau menambah ilmu, juga dapat memperluas pergaulan dan menambah banyak relasi.

“Menjadi asisten Dosen pun tidak ada ruginya,” ujar  Antonius Bayu Gilang, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer angkatan 2009, hingga kini masih menjadi asisten di Lab Universitas Pakuan, Pajajaran, Bogor.

Antonius Bayu Gilang, yang biasa dipanggil Bayu ini menjadi asisten Lab sejak semester 3 kuliah. Dan ternyata menjadi asisten Lab ini tidak semudah seperti membalik telapak tangan, tetapi butuh perjuangan keras serta kesabaran. Seperti yang dirasakan oleh Bayu, pada awalnya Bayu mengajukan diri, tetapi ditolak.

Dengan perasaan kecewa Bayu mengatakan, “Ya, honestly sangat kecewa pastinya.” Tetapi itu tidak membuat semangat Bayu berkurang. “Saya tetap berusaha dan percaya diri. Bukan dengan mengajukan diri lagi, tetapi dengan menunjukan kalau saya memiliki kualitas yang tak ada ruginya digunakan untuk membantu mereka mengajar,” katanya.

Ternyata rasa percaya diri Bayu ttidak sia-sia, akhirnya pada semester 3, Bayu dipanggil untuk menjadi asisten di Lab. Walaupun yang menerima Bayu adalah Lab lain –bukan Lab pertama pada saat Bayu mengajukan diri– tetapi Bayu sangat bahagia. Dan menurutnya rasa bahagia yang dirasakan melebihi ‘menjadi Miliarder mendadak’. Tanpa berpikir panjang, Bayu pun langsung menerima kesempatan yang ditunggunya selama satu semester tersebut.

Bagi Bayu ilmu yang didapat dikampus tidak akan menjadi lebih sempurna, apabila tidak disertai dengan kegiatan positif. Seperti menjadi asisten di Lab, karena selain dapat meningkatkan kemampuannya dalam Ilmu Komputer, juga dapat menambah pengalaman yang nantinya akan bermanfaat di dunia kerja.

Menjadi asisten Dosen selain agar lebih dekat dengan dosen dan kakak kelas untuk share pengetahuan dan ilmu, juga mendapat pengalaman. “Saya pernah dimarahin Dosen karena ketidakcekatan saya, pusing merapikan Lab. Juga mendapatkan murid yang sangat sulit diatur,” ungkap Bayu. Tetapi karena kasus itulah, ia mendapat pencerahan. “Saya harus mengajar mahasiswa secara professional,” ujarnya.

Namun Bayu sangat bersyukur, karena kuliahnya tidak pernah terganggu dengan urusan mengajar. “Saya mengaturnya. Kalau tidak bisa mengikuti jadwal, kuliah,saya yang harus menyesuaikan dengan jam mengajar.”

Harapan Bayu untuk mahasiswa lain, “Kuliah aja yang benar dan jangan merasa berkuasa karena aktif di kampus. Itu tak bermanfaat. Lebih baik mengisi waktunya dengan kegiatan positif, karena kita bukan siapa–siapa,” pesannya dengan tegas.

“Saya berharap, ilmu yang saya kasih tidak akan berhenti sampai mereka saja. Tapi juga berdampak ke masyarakat,” tambah Bayu menutup obrolan.

From → Feature

Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar